Prestasi membanggakan kembali ditorehkan anak-anak Kepri. Tim sepak bola usia 11 tahun dari Sekolah Sepak Bola (SSB) Bina Pratama di Batam berhasil lolos ke tingkat nasional dalam ajang Liga Anak Indonesia 2025. Mereka maju usai menjadi juara pertama di babak kualifikasi regional Kepri yang digelar pada Minggu, 22 Juni lalu.
Kemenangan tersebut menjadi tiket emas bagi tim muda asal Batam ini untuk mewakili Provinsi Kepulauan Riau di tingkat nasional. Mereka kini sedang bertanding di Jakarta, tepatnya di Pancoran Soccer Field. Namun, di balik euforia keberhasilan tersebut, terselip kisah perjuangan yang tak kalah menyentuh. Tim Bina Pratama harus berangkat ke Jakarta secara mandiri, tanpa dukungan dari pemerintah daerah.
Kisah Perjuangan Tim Sepak Bola Muda
“Kami berangkat mandiri. Meski berat, namun kami usahakan demi anak dan mengharumkan nama Kepri,” ujar Yeni, orang tua dari Yazid Makariim Al Ghani, salah satu pemain tim, menjelaskan kondisi di lapangan. Ia menyebutkan bahwa para pemain wajib tiba di Jakarta pada 30 Juni untuk proses screening dan sesi foto tim. Jika terlambat satu hari saja, mereka bisa didiskualifikasi. “Jeda dari regional ke nasional hanya seminggu. Kami benar-benar kejar waktu,” jelasnya.
Meski tanpa dukungan pemerintah, semangat orang tua dan pelatih tak surut. Mereka bahu-membahu menyiapkan ongkos perjalanan, akomodasi, hingga kebutuhan perlengkapan tanding. Dalam situasi yang penuh tantangan ini, kekompakan dan kerjasama menjadi kunci. Dengan saling membantu, mereka menunjukkan bahwa perjuangan membawa nama daerah tidak hanya soal kemenangan di lapangan, tapi juga bagaimana mendukung satu sama lain di setiap langkah.
Sikap Sportif dan Harapan ke Depan
Tim Bina Pratama terdiri dari 16 pemain, dengan berbagai posisi. Di antaranya Muhammad Syauqi Habibi (kiper), Damar Muhakam Al Faruq (striker), Yazid Makariim Al Ghani (bek), dan Sultan Ahmad Habibie (gelandang). Mereka adalah bibit muda berbakat yang patut mendapat perhatian lebih. Setiap pemain memiliki potensi yang luar biasa, yang tidak hanya terlihat dari keterampilan di lapangan, tetapi juga dalam sikap sportivitas dan kerja keras mereka.
Ajang Liga Anak Indonesia mempertemukan tim-tim terbaik dari seluruh provinsi. Di usia belia, anak-anak ini tidak hanya membawa nama tim, tapi juga mengusung nama daerah. “Kami yakin mereka bisa tampil maksimal. Ada 3 tim yang mewakili Kepri, yakni U-9, U-10, dan U-11, dari tim SSB berbeda,” tegas Yeni. Harapannya, dengan pengalaman bertanding di tingkat nasional, anak-anak ini dapat terus berkembang dan menjadikan prestasi ini sebagai langkah awal untuk masa depan yang lebih gemilang.
Perjuangan ini adalah contoh nyata dari semangat juang tak kenal lelah. Diharapkan, inisiatif seperti ini akan memicu lebih banyak dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, agar potensi anak-anak muda di Kepri bisa lebih terlihat dan diperhatikan untuk masa mendatang.