Pendidikan adalah fondasi penting bagi masa depan sebuah bangsa. Satu inisiatif baru yang muncul dalam bidang pendidikan adalah Program Sekolah Rakyat (SR) untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Kepulauan Anambas. Program ini diluncurkan oleh Kementerian Sosial dan diharapkan dapat memberikan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Meski program ini menawarkan banyak keuntungan, faktanya menarik perhatian publik masih menjadi tantangan. Dengan kuota 50 siswa, hanya 13 anak yang mendaftar dan mengikuti pembelajaran. Kenapa hal ini bisa terjadi? Adakah faktor lain yang memengaruhi minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam program yang seharusnya memberikan manfaat besar bagi generasi muda?
Minimnya Peminat dalam Program SR
Sejak resmi dimulai pada 30 Juli 2025, kegiatan belajar mengajar di Sekolah Rakyat masih berlangsung di bangunan bekas kantor Camat Palmatak. Penerapan sistem boarding school membuat semua kebutuhan siswa dibiayai oleh pemerintah, termasuk pendidikan, seragam, alat tulis, makanan, dan tempat tinggal. Namun, meski semua fasilitas sudah disiapkan, ketertarikan siswa untuk bergabung masih rendah.
Sekretaris Daerah Anambas, Sahtiar, menjelaskan bahwa rendahnya minat masyarakat mungkin diakibatkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah program ini baru pertama kali diluncurkan, sehingga belum memiliki reputasi yang kuat di mata orang tua. Selain itu, banyak orang tua yang sudah mendaftarkan anak mereka di sekolah lain sebelum mendengar adanya program SR. Menurut Sahtiar, “Karena ini tahun pertama, mungkin itu alasannya. Kemarin saat pendaftaran, kita berikan opsi jika Sekolah Rakyat belum siap, anak-anak tetap bisa bersekolah di tempat lain.”
Strategi Meningkatkan Minat dan Kualitas Pendidikan
Agar dapat menarik lebih banyak peminat, perlunya strategi yang lebih terencana dan sistematis. Salah satu pendekatan adalah dengan melibatkan orang tua dalam proses pemilihan program sekolah. Masyarakat harus diberi pemahaman tentang manfaat yang bisa didapatkan dari Sekolah Rakyat, termasuk kualitas pendidikan yang dijanjikan. Program ini seharusnya menjadi solusi pendidikan bagi mereka yang tidak mampu dan bagi anak-anak yang putus sekolah.
Dari sisi tenaga pengajar, Sekolah Rakyat sudah memiliki delapan guru yang didatangkan dari luar daerah, sedangkan kepala sekolah merupakan putra daerah yang diharapkan mampu memahami karakter dan kebutuhan siswa di lokal tersebut. Hal ini bisa menjadi salah satu nilai tambah bagi orang tua saat memilih sekolah untuk anak mereka. Keyakinan akan kualitas pendidikan yang lebih baik di Sekolah Rakyat tentu dapat meningkatkan minat masyarakat seiring dengan waktu.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Anambas optimis bahwa minat masyarakat akan meningkat setelah melihat langsung kualitas pendidikan yang diberikan. Dengan dukungan yang tepat, progam Sekolah Rakyat dapat memberikan dampak positif yang jauh lebih besar bagi masyarakat, terutama dalam menciptakan generasi muda yang terdidik dan mampu bersaing di masa depan. (*)
Reporter: Ihsan Imaduddin