Membaca merupakan aktivitas yang memiliki dampak positif besar dalam memperluas wawasan dan pengetahuan. Berbagai jenis bacaan tersedia, dari fiksi hingga nonfiksi, masing-masing memberikan nilai tambah tersendiri bagi pembaca. Namun, meskipun sudah ada kemajuan dalam tingkat melek huruf di Indonesia, minat baca masyarakat masih menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama.
Indonesia, sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar, memiliki kenyataan bahwa meskipun tingkat melek huruf cukup tinggi, minat baca di kalangan masyarakat ternyata masih rendah. Fakta ini menjadi sebuah pekerjaan rumah yang perlu diatasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi secara umum.
Pentingnya Literasi di Era Modern
Literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemahaman dan kemampuan menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut data UNESCO yang dilansir dari berbagai sumber, tingkat literasi di kalangan orang dewasa di Indonesia mencapai 96 persen per tahun 2020, angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata global yang 86,5 persen.
Namun, statistik ini tidak mencerminkan minat baca yang sepadan. Survei PISA 2018 oleh CECD menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-73 dari 79 negara dalam hal kemampuan membaca siswa. Ini menunjukkan bahwa walaupun banyak orang Indonesia yang bisa membaca, belum tentu mereka memiliki minat untuk melakukannya secara aktif.
Berbagai studi menyoroti situasi ini, seperti penelitian dari Central Connecticut State University pada tahun 2016 yang memposisikan Indonesia di urutan ke-60 dari 61 negara dalam hal minat baca. Data menunjukkan bahwa hanya satu dari seribu orang yang memiliki kegemaran membaca yang tinggi. Ini menandakan adanya kesenjangan antara kemampuan dan minat yang perlu diperhatikan lebih lanjut.
Strategi Meningkatkan Minat Baca di Masyarakat
Untuk mengatasi permasalahan rendahnya minat baca, diperlukan kolaborasi antara berbagai pihak. Pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat umum harus bersinergi untuk menciptakan budaya membaca yang lebih baik. Salah satu langkah awal yang dapat diambil adalah dengan menyediakan akses yang lebih luas terhadap bahan bacaan.
Pengadaan ruang baca publik di berbagai lokasi bisa menjadi salah satu solusi untuk menarik minat masyarakat. Selain itu, gerakan literasi di sekolah harus didorong agar anak-anak terbiasa dengan membaca sejak usia dini. Kebiasaan ini perlu didukung juga di lingkungan rumah, di mana keluarga bisa menciptakan suasana yang kondusif untuk membaca.
Di era digital saat ini, keterpaparan terhadap konten yang cepat saji seperti media sosial dan video sangat tinggi. Untuk mengimbangi ini, penting bagi orang tua dan pendidik untuk mengenalkan buku dan bahan bacaan yang relevan sehingga anak-anak merasa tertarik dan termotivasi untuk membaca lebih banyak. Ini juga bisa menjadi kesempatan untuk memanfaatkan teknologi, seperti aplikasi reading atau e-book, yang bisa mendukung proses pembelajaran.
Peningkatan minat baca bukan hanya tugas satu pihak saja, tetapi merupakan tanggung jawab bersama. Dengan upaya kolaboratif, literasi di Indonesia bisa diperkuat, dan pada akhirnya, menciptakan masyarakat yang lebih terdidik dan berpengetahuan luas. Mari kita bersama-sama berkontribusi untuk meningkatkan budaya membaca agar mencapai tujuan literasi yang lebih baik di masa depan. (*)