Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, Iftitah Sulaiman, baru-baru ini melepas 1.284 mahasiswa dari Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) untuk menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau. Acara tersebut diadakan pada Jumat, 1 Agustus, dan menjadi momen penting dalam kolaborasi antara pendidikan tinggi dan pengembangan masyarakat.
Program KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa ini bukan hanya sekadar rutinitas akademik. Ia merupakan bagian dari upaya pengembangan kawasan transmigrasi yang berkelanjutan. Dalam sambutannya, Iftitah menekankan bahwa transmigrasi saat ini telah bertransformasi. Kini, lebih fokus pada pembangunan manusia yang unggul dan penciptaan kawasan ekonomi baru, tidak hanya sekedar pemindahan penduduk.
Peran Mahasiswa dalam Pembangunan Masyarakat
Mahasiswa menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat dalam menyampaikan informasi terkait kebijakan dan investasi. Melalui program KKN, mahasiswa diharapkan dapat turun langsung ke lapangan guna mengidentifikasi potensi unggulan di masing-masing daerah. Ini merupakan langkah konkret untuk memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan tidak hanya menguntungkan pihak tertentu, tetapi juga melibatkan masyarakat secara aktif.
Lebih lanjut, Iftitah juga menekankan pentingnya Pemuda sebagai agen perubahan. Dalam konteks ini, mahasiswa UMRAH akan berperan di Pulau Rempang yang merupakan salah satu kawasan yang mendapat perhatian khusus terkait potensi investasi. Dengan memahami konteks sosial dan lokal, mahasiswa diharapkan dapat memberikan pendampingan dan pemberdayaan kepada masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran akan manfaat investasi serta bagaimana masyarakat bisa berkontribusi di dalamnya.
Dialogis Antara Mahasiswa dan Masyarakat
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah pandangan masyarakat yang sering kali negatif terhadap investasi, yang dianggap dapat meminggirkan warga lokal. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan dialogis di dalam proses ini. Mahasiswa berperan penting dalam membuka ruang dialog dengan masyarakat. Mereka perlu menjelaskan secara transparan tentang investasi, dampak yang ditimbulkan, serta bagaimana masyarakat dapat merasakan manfaat secara langsung.
Pada akhirnya, partisipasi mahasiswa dalam KKN bukan hanya untuk menambah pengalaman akademik semata, tapi juga sebagai bentuk komitmen untuk pembangunan yang inklusif dan adil. Iftitah juga mengunjungi PT Suncabele untuk memastikan adanya sinergi antara dunia pendidikan dan industri, guna mendukung pengembangan lebih lanjut. Inisiatif ini menggambarkan bahwa pendidikan dan pembangunan sosial dapat berjalan beriringan, membawa dampak positif bagi semua pihak.