Hasil Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat SMA dan SMK negeri di Batam telah resmi diumumkan. Namun, euforia kelulusan tidak dirasakan semua orang. Ribuan siswa dinyatakan tidak lolos seleksi karena kapasitas sekolah negeri yang terbatas.
Keresahan pun muncul di kalangan orangtua yang berharap anak-anak mereka bisa kembali dipertimbangkan untuk diterima di sekolah negeri. “Saya sudah cek, nama anak saya tidak muncul di pengumuman SMAN 5. Rasanya sedih sekali,” keluh Marsel dari Kavling Lama, Sagulung.
Kendala dalam Pendaftaran Siswa Baru
Situasi ini menyoroti kendala dalam proses pendaftaran siswa baru yang setiap tahun terus berulang. Banyak orangtua merasa terjebak dalam sistem yang tidak memadai dan tidak mampu menampung semua siswa yang ingin melanjutkan pendidikan di sekolah negeri.
Dalam tahun ini, sistem seleksi yang diterapkan dianggap sangat ketat, sedangkan banyak pendaftar yang membludak. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah yang menganggap sekolah negeri lebih terjangkau dibandingkan dengan swasta. Endang, warga Marina, mengungkapkan harapannya akan adanya kebijakan tambahan kuota untuk menerima siswa yang berpotensi.
Mencari Alternatif Sekolah Swasta
Dengan jumlah pendaftar yang jauh melebihi kuota, banyak orangtua kini mulai mempertimbangkan opsi sekolah swasta. Meski tidak sepenuhnya diinginkan, hal ini menjadi pilihan terakhir bagi mereka yang khawatir anak-anak mereka tidak dapat melanjutkan pendidikan. Rani, seorang orangtua siswa dari Tiban, berharap ada kesempatan kuota darurat sehingga anak-anak tidak kehilangan semangat belajar.
Diskusi di kalangan orangtua pun berlangsung hangat, dengan harapan akan adanya solusi dari pemerintah daerah untuk menyikapi masalah ini. Beberapa sekolah telah mulai menerima kunjungan orangtua yang meminta penjelasan terkait kebijakan ini. Namun, banyak yang merasa tidak cukup mendapatkan informasi yang jelas mengenai kemungkinan tambahan kuota atau penerimaan siswa baru.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri Cabang Batam, Kasdianto, mengakui bahwa masih banyak siswa yang tidak terakomodasi dalam SPMB tahun ini. Dalam rapat resmi, dia menyatakan, “Kuota tetap mengacu pada petunjuk teknis yang sudah ditetapkan.” Meskipun ada kesadaran akan keresahan orangtua, keputusan mengenai penambahan kuota berada di tangan pemimpin provinsi.
Seluruh situasi ini menciptakan gelombang harapan dan ketidakpastian dalam masyarakat. Sementara mereka menerima kenyataan pahit bahwa kesempatan pendidikan sangat bergantung pada keputusan yang diambil oleh pihak berwenang, harapan akan adanya kebijakan yang lebih inklusif tetap ada. Banyak orangtua berharap agar semua siswa, terutama dari kalangan yang kurang mampu, mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan berkualitas.