Harga telur ayam di Lingga baru-baru ini mengalami lonjakan yang signifikan. Biasanya, harga telur ayam berada di kisaran Rp2000 per butir atau Rp5000 untuk tiga butir. Namun, dalam beberapa minggu terakhir, harga telur ayam per butir meroket menjadi Rp2500.
Mengapa harga ini bisa melonjak? Ketersediaan stok telur ayam di Lingga telah menjadi masalah, terutama akibat gangguan pada transportasi laut yang mengakibatkan keterlambatan pasokan telur dari daerah lain. Ini adalah situasi yang memicu kekhawatiran bagi banyak konsumen.
Ketersediaan Stok dan Penyebab Kenaikan Harga
Kenaikan harga telur ini dapat dijelaskan dengan berbagai faktor. Salah satu penyebab utama adalah langkanya pasokan. Transportasi laut Roro KMP Senangin yang biasanya menghubungkan rute Jagoh-Tungkal mengalami docking selama satu bulan, sehingga memberi dampak besar terhadap distribusi barang, terutama bahan pokok seperti telur ayam.
Mengutip dari beberapa pedagang, diketahui bahwa pasokan bahan pokok di Lingga umumnya berasal dari Provinsi Jambi. Namun, dengan tidak adanya pasokan dari Jambi, pedagang terpaksa mencari alternatif dari Kota Batam dan Tanjungpinang, meskipun dengan harga yang lebih tinggi. Hal ini tentu saja menambah beban bagi para konsumen yang selama ini mengandalkan harga stabil.
Pengaruh terhadap Masyarakat dan Solusi yang Diharapkan
Situasi ini menambah tekanan bagi masyarakat yang sudah merasakan dampak dari kenaikan harga. Juheli, seorang pedagang di Pasar Dabo Singkep, mengonfirmasi bahwa harga telur ayam meningkat hingga Rp2500 per butir. Dia menjelaskan bahwa kelangkaan menjadi faktor utama di balik kenaikan harga ini.
Warga setempat seperti Yudiar juga mengungkapkan kekhawatirannya. Dia mencatat bahwa dia biasa membeli tiga butir telur dengan harga Rp5000, tapi kini hal tersebut tidak mungkin terjadi. Situasi ketersediaan yang tak menentu ini membuat banyak orang merasa tertekan secara finansial.
Harapan para pedagang dan masyarakat kini tertuju pada KMP Senangin agar segera beroperasi kembali. Jika hal tersebut terlaksana, diharapkan pasokan bahan pokok akan kembali normal, dan harga-harga pun bisa berangsur membaik. Stabilisasi pasokan jelas akan membantu meringankan beban warga dan menjaga daya beli di tengah situasi yang sulit ini.