Pada hari Jumat (15/8), hujan lebat mengguyur kawasan Kota Lama Tanjungpinang, mengakibatkan banjir yang merendam beberapa titik utama. Sejumlah jalan, seperti Jalan Merdeka, Jalan Bintan, dan Jalan Pos, menjadi sulit dilalui akibat genangan air yang cukup dalam. Kejadian ini tentu mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat.
Air mulai menggenangi jalan sekitar pukul 07.30 WIB dan tidak berhenti sampai hampir mencapai lutut orang dewasa. Tak hanya ruas jalan, sejumlah perkantoran dan toko pun ikut terendam, termasuk sepeda motor yang terparkir di area tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi warga tentang dampak dari fenomena cuaca ekstrem seperti ini.
Penyebab dan Dampak Banjir Mendalam di Kota Lama
Hujan lebat yang terjadi sejak pagi menjadi salah satu penyebab utama banjir di kawasan ini. Beberapa warga mengungkapkan bahwa biasanya daerah tersebut jarang mengalami banjir. Namun, ketika curah hujan sangat tinggi dan bertepatan dengan air laut pasang, genangan air menjadi lebih parah. Dalam hal ini, Aris, seorang pedagang di Pelantar II, menjelaskan bahwa air cepat masuk ke kedai-kedai dagang saat hujan turun dengan deras.
Menurut informasi yang dihimpun, tinggi genangan air yang mencapai lutut orang dewasa sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Banyak pegawai dan pedagang yang terpaksa menutup usahanya sementara waktu. Di satu sisi, hal ini menunjukan pentingnya infrastruktur drainase yang baik untuk mengantisipasi genangan air di masa mendatang. Berdasarkan data cuaca, wilayah dengan curah hujan tinggi perlu memiliki sistem pengelolaan air yang efisien agar dampak negatif bisa diminimalisir.
Strategi Pengelolaan Banjir untuk Masa Depan
Dalam menghadapi kemungkinan banjir yang lebih sering terjadi, diperlukan beberapa langkah strategis yang dapat diimplementasikan. Pertama, upaya peningkatan sistem drainase di kawasan yang rawan banjir harus segera dilakukan. Ini termasuk perawatan dan pembersihan saluran air agar tidak tersumbat. Selain itu, penanaman pohon di sepanjang jalan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi kecepatan aliran air saat hujan.
Para ahli juga merekomendasikan adanya pemetaan kawasan rawan banjir yang lebih akurat agar pemerintah bisa merencanakan langkah pencegahan yang tepat. Dengan pengetahuan yang lebih baik tentang daerah mana yang paling rentan, langkah-langkah mitigasi bisa dilaksanakan secara efisien. Masyarakat pun diharapkan lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik yang dapat menyumbat saluran air.
Dari rangkaian kejadian ini, bisa diambil kesimpulan bahwa bencana banjir bukan hanya masalah sementara. Melainkan, ini adalah tantangan yang perlu ditangani dengan komprehensif, menyangkut peran serta masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya. Kerja sama yang baik akan membuat daerah Kota Lama lebih siap dalam menghadapi cuaca ekstrem di masa mendatang.